Penemuan
ilmiah berkaitan dengan hadits yang pertama adalah kesimpulan para dokter yang
menetapkan bahwa dalam proses membasuh wadah bekas jilatan anjing harus
disertai dengan tanah. Mereka menjelaskan alasannya secara detail sebagai berikut
:
Dalam
sebuah forum tentang kesehatan umum para dokter mengemukakan rahasia kenapa
harus tanah tidak bahan lainnya. Dalam forum tersebut dijelaskan sebagai
berikut : "Hikmah tujuh kali basuhan yang salah satunya dengan tanah dalam
menghilangkan najis jilatan anjing adalah bahwa virus anjing itu sangat lembut
dan kecil. Sebagaimana diketahui, semakin kecil ukuran mikroba, ia akan semakin
efektif untuk menempel dan melekat pada dinding sebuah wadah. Air liur anjing
yang mengandung virus berbentuk pita cair. Dalam hal ini, tanah berperan
sebagai penyerap mikroba berikut virus-virusnya yang menempel dengan lembut
pada wadah."
Secara
ilmiah, Tanah mengandung dua materi yang dapat membunuh kuman-kuman. Menurut
para dokter, Ilmu kedokteran modern telah menetapkan bahwa tanah mengandung dua
materi : tetracycline dan tetarolite. Dua unsur ini digunakan untuk proses
pembasmian (sterilisasi) beberapa kuman.
Beberapa
dokter peneliti dahulu memperkirakan bahwa tanah kuburan mengandung kuman-kuman
tertentu yang berasal dari bangkai-bangkai mayat yang dikubur. Namun sekarang,
ekperimen-eksperimen dan beberapa hipotesa menjelaskan bahwa tanah merupakan
unsur yang efektif dalam membunuh kuman. Demikianlah yang dilansir oleh
himpunan dokter ahli. Mereka berpendapat sebagai berikut: "Pada masa
modern sekarang ini, para ilmuwan telah melakukan analisis terhadap tanah
kuburan untuk mengetahui kuman-kuman yang terkandung didalamnya. Mereka
berkeyakinan dapat menemukan kuman-kuman yang membahayakan dalam jumlah yang banyak.
Asumsi ini berdasarkan fakta bahwa banyak manusia yang matinya karena penyakit
yang ditularkan melalui kuman." Namun setelah diadakan penelitian,
ternyata mereka tidak menemukan bekas apapun dari kuman penyakit tersebut
didalam tanah. Akhirnya, mereka menarik sebuah kesimpulan bahwa tanah memiliki
keunggulan dalam membunuh kuman yang membahayakan. Jika tidak, tentu kuman akan
banyak dan menyebar kemana-mana. Padahal, jauh sebelum mereka menemukan
kesimpulan tersebut, Nabi Saw telah mengukuhkan hal itu dalam hadis-hadisnya,
seperti yang tercantum diatas.
Menurut
Muhammad Kamil Abd Al-Shamad, mukjizat ilmiah dengan jelas sangat mendukung
penggunaan tanah pada salah satu dari tujuh kali basuhan dalam menghilangkan
najis jilatan anjing. Ia melansir bahwa tanah mengandung unsur yang cukup kuat
menghilangkan bibit-bibit penyakit dan kuman-kuman. Hal ini berdasarkan bahwa
molekul-molekul yang terkandung didalam tanah menyatu dengan kuman-kuman
tersebut, sehingga mempermudah dalam proses sterilisasi kuman secara keseluruhan.
Ini sebagaimana tanah juga mengandung materi-materi yang dapat mensterilkan
bibit-bibit kuman tersebut.
Dalam
pembahasannya, para dokter mengemukakan alasan penggunaan tanah dalam
menghilangkan najis ini, dan mengapa membasuh dengan air saja tidak cukup untuk
menghilangkannya. Menurut mereka, kenapa harus dibasuh dengan tanah? Alasannya,
karena virus penyebab penyakit akan mencapai puncaknya dalam ukuran kecil.
Semakin kecil bentuknya, maka virus itu akan semakin berbahaya, sebab potensi
untuk menempel dan melekat pada dinding wadah semakin bertambah. Membasuh
dengan menggunakan tanah lebih kuat dalam proses sterilisasi dibanding membasuh
dengan air. Karena, kekuatan tanah dalam menghentikan reaksi air liur anjing
dan virus-virus yang terkandung didalamnya, lebih besar dibandingkan dengan
mengguyurkan air atau menggunakan tangan saat membersihkan dinding wadah bekas
jilatan anjing. Hal itu dikarenakan ada perbedaan dalam daya tekan pada wilayah
antara cairan (air liur anjing) dan tanah. Hal tersebut secara Fisika dapat
diumpamakan seperti memasukkan kapur tulis pada bagian tinta..
Terimakasih informasi nya gan, sangat bermanfaat, jadi lebih tau lagi kenapa anjing diharamkan :)
BalasHapusditunggu kunjungan baliknya yaah ,
jarang memperhatikan blog, baru baca sekarang ada yg ngomen. hehe sama-sama.
Hapus