Sabtu, 30 Maret 2013

Rindu itu bukan brarti tak ikhlas

Pernah merindukan seseorang yang sudah tiada? Itulah yang sedang saya rasakan. Sesosok Ayah yang selama ini selalu hadir, kini tak lagi ada untuk selamanya.
Aku masih ingat betul kegiatannya sehari-hari, dari bangun tidur hingga tidur lagi. Yah sudahlah, semua tinggal kenangan. Kenangan yang indah yang hadir dalam hidupku.
Terakhir kali aku bertemu, saat aku hendak pergi ke asramaku. Ya seperti biasa aku selalu mengajaknya bercanda. Hingga 5 hari kemudian, aku mendapat kabar bahwa Ayahku berada di Rumah sakit dan dia sedang koma.

Rasaku tak karuan, aku berusaha tenang dan berfikir positif. Menyiapkan diri agar aku siap menerima semuanya. Dan lagi, aku mendapat kabar bahwa dia harus operasi bedah kepala. Rasanya hatiku hancur saat itu, dan aku tau apa yang akan terjadi setelah itu.
Aku memang bukan Tuhan, tapi firasat itu selalu menghantuiku. Saat itu aku belum melihat kondisi Ayahku secara langsung, jujur saat itu aku benar-benar takut dan enggan untuk melihatnya. Tapi mau bagaimana lagi, aku harus melihat kondisinya.
Ayahku di rawat di ruang ICU RSHS. Pembuluh darah di kepalanya pecah, dan itulah yang membuatnya koma. Pertama kali aku masuk, aku tak mampu menahan air mataku dan aku tak sanggup melihatnya, aku langsung pergi keluar dari ruangan. Berusaha menguatkan diri dan ikhlas menerimanya. Hingga akhirnya aku siap untuk melihatnya kembali.
Dokter memberitahu kepada kami bagaimana kondisinya, kondisinya semakin menurun dan sekarang dia kritis. Akupun diberi izin oleh dokter untuk tetap dikamar bersama Ayahku untuk mengajikannya. Mungkin ketia itu Ayahku sedang sakaratul maut, ketika aku sedang membacakan surat Al-Fatihah, Al-Baqoroh,Al-Mulk dan Al-kahfi untuknya.
Badannya bergerak, akupun spontan dan pergi keluar memanggil ummiku. Ummiku mentalqinkannya dan menciumnya. Beberapa detik kemudian alat pendeteksi jantungnya sudah berhenti dan dia pergi untuk selamanya.
Itulah pertemuanku yang terakhir, untunglah aku masih sempat mengaji bersamanya. Walau dia telah lumpuh total, tapi aku yakin dia mampu mendengar ayat suci yang kulantunkan.
Terima kasih Ya Allah, Engkau telah hadirkan Ayah terbaik untukku.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu’anhu wa akrim nuzulahu wawassi’ madkholahu, wa aghsilhu bilmaai watstsalji walbarod. wanaqqihi min khothoya kamaa nakkoitatstsaubul abyadhu minaddanas. wa abdilhu daaron khoiron mindaarihi wa ahlan khoiron min ahlihi wazaujan khoiron min zaujihi, wa adhilhul jannata, wa ‘aidzhu min ‘adzabil qobri wamin ‘adzabinnar.
Aamiin..
Rahmatilah dia selalu ya Robb, Ampunilah dia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar